Kamis, 14 Februari 2013 - , 1 komentar

Valentine Terakhir

Aku memandangmu hangat. Ah, kamu masih saja sibuk meremas dan menatapi jemarimu yang kokoh. Punggungmu pun sudah basah oleh keringat, tapi kamu belum juga menuntaskan semua yang mengganjal pikiranmu. Aku tersenyum ramah dari seberang meja, lenantimu dengan segudang kesabaran tiada batas. Ya, untukmu, segala hal terasa tidak memiliki batas, termasuk batas tembus panah asmara.

“A-aku...” katamu terbata.

Aku tersenyum semakin manis kepadamu.

“Maafkan aku, Riana, aku tak sanggup lagi menentang keinginan keluargaku. Besok aku harus pergi bertemu dengannya. Valentine ini akan menjadi akhir kisah kita dan awal yang baru bagi kami.” Kamu menunduk, wajahmu memerah menahan isak tangis.

Aku mengangguk penuh maklum, masih sambil tetap tersenyum. “Aku mengerti, Bi. Pergilah, aku merelakanmu. Kamu layak hidup bahagia tanpa ataupun denganku.”

Air matamu mengalir membasahi pipi mungilmu. Sungguh tak tahan aku melihatmu.

“Bi, sudahlah, jangan lagi menangis. Kita tahu ini sejak lama. Aku ikhlas dari kedalaman hatiku.”

Kamu mengambil tanganku, menggenggam serta meremasnya hangat. Aku bertahan dengan senyumku hingga kamu akhirnya melepaskan tanganku dan berbalik pergi.

Aku telah sendiri. Bayanganmu pun telah pergi seiring langkahmu yang menjauh. Ada perih yang merebak, tapi aku yakin aku mampu mengobatinya begitu aku melihatmu bahagia dengannya. Itu saja sudah cukup untuk hadiah Valentine perpisahan kita.

“Selamat hari Valentine, Biancaku.
Dari Riana yang akan selalu mencintaimu,” tulisku singkat di atas taplak meja putih yang menghiasi meja makan kita sebelum aku beranjak pulang. ***

#FF2in1

1 komentar:

Claude C Kenni 15 Februari 2013 pukul 00.09

Sedih T.T
Paling ga suka denger kata "Yang Terakhir"...

Posting Komentar

Blogroll

Backstreet Boys - As Long As You Love Me