Sabtu, 27 Agustus 2011 - 0 komentar

Malam Biru Kita

Delapan tahun berlalu sudah dalam kebisuan hati
Kala itu,
Aku mengeluhkan nilai matematikaku yang selalu jelek
Dan Ibu hanya berkata,”Tidak, Ibu yakin sekali nilai matematikamu bisa bagus. Saya akan menyuapimu dengan matematika.”
Benar, Ibu memang peramal hebat
Bahkan Ibu selalu mendamaikanku dan matematika dengan belaian lembut yang hangat
Menyejukkan
Aku menyayangimu, Ibu, sejak saat pertama kali Ibu masuk ke kelasku
Mungkin Ibu memang bukan ibu peri dalam cerita Cinderella,
dan bukan juga penolong super layaknya superman
Tapi tanganmu, caramu membelaiku, dan detil perkataanmu akan menjadi ukiran abadi hati ini
Selalu, Ibu
Aku tak lagi pernah takut pada Matematika
Dan aku sangat ingin menunjukkan hasil kerja kerasmu selama ini untukku
Nilai matematikaku yang meningkat

Andai kubisa,
Akan kuberikan sebuah penghargaan yang cukup berarti tuk Ibu kenang
Ibu peluk..
Dan bisa membuat Ibu mengerti betapa berharganya diri Ibu untukku
Tapi aku mengerti
Dan sangat memahami arti sebuah roda dalam kehidupan
Gelap dan Terang akan silih berganti seiring dengan berputarnya roda hidup
Tawa dan tangis juga bergantian mengisi musim di antara kita
Hanya kita yang rasa
Dan hanya kita yang tahu
Tak ada yang lain
Dan jangan berharap akan ada yang lain
Karena ini adalah rahasia kita

Aku tahu,
Bintang di atas sana tak lagi mau berpihak padaku
Dan tak lagi memberi waktu kepada kita
Maafkan aku, Ibu
Meski maaf ini sudah sangat terlambat,
Mengingat sudah delapan tahun semua berlalu,
Tapi maaf ini dari hati kecilku
Untuk semua kenakalanku yang membuat Ibu semakin lelah
Untuk keluhanku yang kadang terlalu berlebihan
Dan untuk hati ini yang dulu membenci subjek yang Ibu ajarkan
Maaf
Maaf
Dan hanya satu kata untuk mengiringi Ibu di sana:
Maaf

Selamat jalan, Ibu
Semoga Ibu bisa berbahagia di balik ribuan bintang di horizon sana…
Salam sayang untuk Ibu selalu..

*didedikasikan untuk (alm) Ibu Tatik Hermanti tercinta
Sabtu, 20 Agustus 2011 - 0 komentar

My day, My Trip

Lelah
Tubuh ini serasa sudah hancur berkeping
dan tak terhitung jumlah kepingannya
Tapi, hati ini serasa bagai danau warna, warna pastel

Yeah, i'm really happy today.
Mencoba 'tuk mengisi ketidaksempurnaan dalam sebuah gerak irama
Berbagi sebutir senyum untuk my besties
Asli deh, sebuah senyuman itu bermakna banget untukku
Bahkan dengan sebuah senyuman, mood-ku bisa membaik
Hanya dengan sebuah senyuman!

Senyum itu seni, senyum itu dahsyat, dan senyum itu adalah mentari di Alaska...
Senin, 15 Agustus 2011 - 2 komentar

Penting yang Ga Penting

Tulang-tulang tubuhku bergemeletuk nyaring
Meninggalkan serpihan-serpihan putih tak kasat mata

Dan, kini aku berdiri menatap benda yang paling kubenci saat ini
Bentuknya yang bulat sempurna semakin menambah geram
Kenapa engkau tidak bisa berhenti bergerak?
Tidak maukah menungguku berlari barang hanya semenit?
Tanya ini tidak akan berhenti di benakku, meski kutahu jawabnya, TIDAK!

Kau terus berlari,
Tidak, bukan lagi berlari tapi terbang
Sedangkan aku hanya bisa berlari di sini
Menggunakan sepasang penumpu badan yang serba terbatas,
bukan dengan pesawat jet
Tapi, engkau tetap tak pernah mau memutar kepalamu ke belakang
Egois memang, tapi itulah dirimu...
Minggu, 07 Agustus 2011 - 2 komentar

The Original Me

Suatu siang, ketika aku lagi bosan-bosannya mendengarkan penjelasan guru di depan kelas, A—temanku yang duduk tepat di belakang bangkuku—menyentuh pelan pundakku. Aku memutar sedikit badanku ke arahnya, takut mengalihkan perhatian sang guru dan seisi kelas kalau aku terlalu menghadap ke arahnya. Aku sedikit lega melihat ada seorang temanku yang sepertinya bernasib sama sepertiku, dan mau menemaniku untuk mengobrol ringan.

“Hei, ucapanmu benar. Aku baru saja mengamati warna rambutku di bawah terik sang mentari, dan aku baru sadar kalau rambutku berwarna cokelat seperti yang kau katakan beberapa hari yang lalu. Ahhh… rambutku nggak bagus, dong. Di iklan-iklan di tv disebutkan kalau warna rambut yang bagus adalah yang hitam legam. Kau beruntung, rambutmu tetap berwarna hitam ketika diterpa kilau matahari,” cerita si A.

Aku hanya tersenyum mendengarnya, dan menjawab,” Bukan berarti rambutmu tidak bagus, A. Itu hanyalah cara promosi dari produk shampo untuk melariskan dagangannya. Rambut yang cokelat juga bagus menurutku, lebih menunjukkan keanekaragaman kecantikan Indonesia.”

Dengan ucapan kecilnya A, aku jadi sedikit berpikir tentang iklan-iklan tv yang selama ini menghiasi layar kaca. Dan aku baru sadar, bahwa iklan-iklan tersebut secara tak langsung ‘mencuci’ otak kita tentang pedoman yang ideal. Misalnya saja, ketika kita melihat iklan bedak padat di tv. Kebanyakan model yang membawakan iklan-iklan produk kecantikan sejenis itu adalah model yang berkulit putih, langsing, wajah bersih tanpa setitik pun noda, rambut panjang yang hitam, dsb. Kenapa sih, model-model itu harus yang berkulit putih dan mulus? Padahal, masih banyak kecantikan asli Indonesia yang tak kalah dengan semua itu. Ditambah lagi kalau kita mau memakai pakaian adat tradisional ketika mengiklankan suatu produk. Tentu Indonesia dan budayanya akan lebih dikenal masyarakat luar. Dan bagusnya lagi, kita juga tidak memiliki pedoman pemikiran kecantikan idealis yang salah. Cantik itu tidak harus putih, tapi cukuplah dengan punya kepribadian yang kuat, percaya diri, dan kulit yang sehat. Kenapa kita harus berlomba-lomba untuk memakai berbagai produk pemutihan kulit kalau kecantikan yang kita miliki termasuk kecantikan yang unik?

Cantik itu unik, orisinal, apa adanya. Tidak dilebih-lebihkan.

“I’m beautifull in my way, cause God makes no mistake. I’m on the right track, baby, I was born this way… Just love yourself and your set.” –Lady Gaga-Born this way
Selasa, 02 Agustus 2011 - 2 komentar

All about my world, my dance...

‘Nganggur nih, mau ngapain, ya? Nggak ada yang bisa dikerjakan. Bosan, ah.’ Kalimat-kalimat itulah yang sering terlontar ketika kita (para siswa) sedang ada di musim liburan. Kita manusia, benar-benar makhluk yang sungguh unik dan sulit dimengerti. Ketika kita lagi banyak-banyaknya tugas, sibuk dengan berbagai kegiatan di sekolah, kita justru pingin banget bisa punya libur panjang supaya bisa malas-malasan lagi. Tapi, justru saat liburan kita pingin balik lagi pada kegiatan kita yang super sibuk. Ahh… bingung, deh.

Nah, aku punya satu cerita tentang liburan kenaikan kelas kemarin yang lumayan asyik, seru, dan berkesan. Sebenarnya, semua yang aku lakukan di liburan itu sudah bermula dari sebelum liburan, tepatnya waktu UAS semester dua. Di saat semua anak di sekolahku lagi sibuk-sibuknya belajar, aku justru sibuk menyiapkan diri untuk latihan pertamaku di sebuah crew di sekolah. Hm… sebut saja, crew Z. Jujur, waktu itu aku senengg banget dan antusias to the max begitu mendengar kalau aku dikasih kesempatan buat latihan dance sama mereka. Karena itu, aku berusaha mempersiapkan sebaik-baiknya supaya mereka juga nggak kecewa karena sudah kasih kesempatan berharga ini buat aku. Aku mulai mencoba lagi gerakan-gerakan dance yang sudah pernah aku dapatkan waktu ekstra dance kelas 10, menonton berbagai video dance yang menurutku asyik, dan bertanya ini-itu tentang crew Z dan tips-tips belajar dance. Kadang, aku suka nggak percaya sama semua ini. Aku lagi mimpi, ya? Masa sih ini semua beneran ada? Ha ha ha… konyol banget, deh, pikiranku saat itu.

Dan, tradaa.. hari itu pun datang. Dan inilah diary latihanku selama liburan:

Hari ke-1 latihan:
Aku sama temanku hari ini belajar banyak hal baru bersama crew Z. Popping, body wave, dan fluid is so cool! Want to learn more.

Hari ke-2 latihan:
Oke, hari ini aku mulai merasakan sesuatu dalam latihanku. Tapi, rasa ini akan selalu jadi rahasiaku dan temanku seorang. Aku menyimpannya dengan sangat hati-hati dan melanjutkan latihanku. Dan latihan hari ini berakhir dengan pelajaran moon walk, crab, dan tutting. Pe-er buat aku dan temanku untuk melatihnya lagi.

Singkat cerita, kegiatan ini berlangsung terus selama seiktar dua minggu liburanku. Dan yah, cukup banyak basic yang aku pelajari. Ada shuffle, jungle juice, niger step, bounching, scuba, twirl, lock, five, mosquito, earth walk, air walk, slide glide, jerking, step funk, point, spin, old man, dan ticking yang aku pelajari pada hari-hari berikutnya.

Menjelang akhir dari liburan, materi terakhirku adalah koreografi. Materi yang cukup sulit menurutku, tapi menarik. Aku selalu pingin bisa menjadi koreografer nantinya. It’s so much fun. Oh, ya, selama belajar koreografi, waktu latihan juga diselingi dengan basic break dance: up rock dan down rock. Memang tidak begitu detil, tapi setidaknya aku tahu dan sedikit menguasainya.

Awal masuk sekolah pada tahun ajaran baru, aku mulai merasakan sesuatu yang mereka semua tidak pernah tahu. Sesuatu yang sudah aku duga dari awal. Dan dari sini aku sudah bisa menebak ke mana semua ini akan berlanjut. Ya, aku tahu, aku bisa merasakan sinyal-sinyal itu. Bukan karena aku anak yang begitu sensitif, tetapi semuanya terlalu jelas. Ya, inilah akhirnya. This is the time.

Blogroll

Backstreet Boys - As Long As You Love Me