Tulang-tulang tubuhku bergemeletuk nyaring
Meninggalkan serpihan-serpihan putih tak kasat mata
Dan, kini aku berdiri menatap benda yang paling kubenci saat ini
Bentuknya yang bulat sempurna semakin menambah geram
Kenapa engkau tidak bisa berhenti bergerak?
Tidak maukah menungguku berlari barang hanya semenit?
Tanya ini tidak akan berhenti di benakku, meski kutahu jawabnya, TIDAK!
Kau terus berlari,
Tidak, bukan lagi berlari tapi terbang
Sedangkan aku hanya bisa berlari di sini
Menggunakan sepasang penumpu badan yang serba terbatas,
bukan dengan pesawat jet
Tapi, engkau tetap tak pernah mau memutar kepalamu ke belakang
Egois memang, tapi itulah dirimu...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
hmm, dibalik rasa benci justru terkadang menyimpan kepedulian
Iya, sih. Kita tidak akan bisa benar2 membenci orang lain atau sesuatu, hehe.
Posting Komentar