Jumat, 23 Maret 2012 - , 0 komentar

Serbuk Memori


Siang ini aku kembali menatap awan dari balik jendela kaca mobilku. Di ujung langit yang berwarna biru cerah kutemukan sebentuk awan membentuk hati. Mengajakku berkendara ke masa-masa silam di mana kita masih setia mengenakan setelan putih-merah. Detik itu, aku merindumu dengan segala kebersamaan yang pernah hadir di antara kita. Kebersamaan yang membeku dalam ingatanku. Dan meleleh pada sebuah siang yang begitu terik memanggang kulit.

Aku. Kamu. Dan permainan tradisional. Memori ini meleleh seperti es krim cokelat yang pernah kita habiskan bersama dulu. Aku masih ingat saat kita bermain kejar-kejaran, lampu lalu lintas, hide and seek, pancasila, dan lain sebagaianya. Permainan konvensional yang khas. Terkadang peluh menghiasi wajah dan membuat rambut kita basah sehabis memainkan salah satu dari permainan itu. Tapi kita tak peduli. Kita tetap terlelap dalam gelak tawa dan rasa hangat untuk masing-masing yang semakin memeluk kita. Tubuh kita lengket-lengket dan rasa tidak nyaman timbul karenanya. Tapi toh kita tetap tidak jera memainkan permainan-permainan itu.

Dan sekarang, aku ingin sekali mengajakmu sekali lagi merasakan semua itu. Memainkan permainan-permainan masa kecil kita. Maka pada suatu sore, iseng-iseng aku meneleponmu, mencoba mengajakmu bermain pancasila. Lalu, jawabmu, “Tidak bisa, Fara. Aku sedang asyik bermain game online di laptopku. Lagipula itu permainan kuno dan hanya membuat kita menjadi anak kecil lagi. Lupakan permainan itu, Fara. Game online jauh lebih asyik dan menantang daripada permainan-permainan usang itu. Kamu harus mencobanya Fara, aku yakin kamu akan menyukainya.”

Aku sedikit kecewa dengan jawabanmu. Kamu tahu, aku miris mendengarnya. Aku lebih suka bermain permainan lama kita, yang lebih menghabiskan tenaga, membuat tubuh berkeringat, tetapi membuat keakraban di antara kita berkembang cepat dan juga mengajarkan kita arti sahabat. Aku tidak bisa melihat keakraban nyata di dalam game online yang sama besarnya seperti yang bisa kurasakan saat bermain kejar-kejaran dulu. Dan aku hanya ingin setia. Aku akan tetap lebih memilih permainan-permainan tradisional itu daripada game online yang membuat kita mencandunya seperti orang kesetanan. Aku tidak ingin melupakanmu. Karena itu aku membenci game online yang kuyakini bisa membuatmu menjadi nomor dua setelahnya.

Blogroll

Backstreet Boys - As Long As You Love Me