Minggu, 18 Desember 2011 - 0 komentar

Waktu untuk Mimpi Kecil…


Aku merasa pusing. Kucoba untuk terus berjalan menapaki waktu yang terus mendaki naik, tapi aku gagal. Aku berjalan di tempat. Salah, tidak bisa disebut berjalan sebenarnya, bergeming adalah kata yang tepat. Tergeming oleh rasa galau yang akhir-akhir ini sedang memasuki masa panen. Tergeming oleh tebaran cerita yang sebenarnya tidak perlu ada. Bukan aku, tapi orang-orang di sekitarku. Sedang aku sendiri sibuk memperhatikan penyebab kegalauan mereka, dan aku tahu salah satu sebabnya kini.

Kita terlalu suka berandai-andai. Tanpa kita sadari, bibir kecil kita sering sekali berkata, ”Andai aku seperti dirinya…” atau “Andai aku punya kemampuan akademik sesempurna dia”. Lalu, aku mulai bertanya-tanya. Mengapa harus dia? Mengapa kamu harus sama seperti dia? Saat cerita-cerita serupa sampai di liang telingaku diiringi sejumput kecewa dan riak kesedihan, secara otomatis semuanya berubah ironis. Harapan kita bisa bertukar posisi meski hanya semenit saja dengan “dia”, membuat diri kita semakin kecil, dan “dia” semakin besar. Menampilkan hidup kita yang tanpa arti, sedangkan hidupnya semakin bersinar gemintang.

Cintai saja apa yang ada di depan kita. Itu saja sudah cukup untuk menghapus semua sesal, kecewa, dan harapan-harapan yang tidak perlu. Percayalah bahwa dibalik semua yang baik di mata kita itu, jauh di dalamnya… ada lara yang tersimpan. Nggak ada yang namanya indah tanpa duka di dunia ini. Nggak akan ada. Biarlah rahasia yang tersimpan di balik keindahan itu tetap tersimpan. Tidak perlu dikoyak. Karena kita juga punya rahasia versi kita sendiri. Yang tentunya akan membuat hidup kita nggak kalah indahnya dengan palet warna. Sisanya tinggal bagaimana kita melukis kanvas putih polos kita dengan palet warna yang sudah ada. :)

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Backstreet Boys - As Long As You Love Me