Senin, 02 Juli 2012 - 1 komentar

Fire Circle

Luka itu ada di mana-mana: dibalik bantal tidurku yang bersprei putih, dibalik novel teenlit kesayanganku, di tanganku, di otakku, dibalik selembar foto di samping tempat tidurku, dan yang terparah ada di dadaku. Luka-luka itu basah. Warna permukaannya merah segar. Dan semua itu adalah hasil “karya seni”-mu. Aku kesakitan hingga aku ingin dikubur saja secepatnya di balik tanah. Mungkin kamu masih tidak peduli padaku. Mungkin kamu tak akan pernah menyadari “karya seni” peninggalanmu untukku sampai akhir badan. Sebenarnya terlepas dari semua ini, aku-lah yang bodoh. Aku membiarkanmu menjadikanku museum karya senimu. Bahkan dengan luka-luka yang sedemikian banyak aku masih rela memberikan diriku seutuhnya. Bodoh!

Aku tidak pernah tahu kesalahan apa yang sedang terjadi dalam sistem tubuhku saat aku mendapati diriku (masih saja) mengirimkan sebuah pesan ke akun fesbukmu.

Why do you keep on silent? I miss you so bad. Why didn’t you just reply my message? I’m dying now. But, I don’t know why I still fall in love with you, Chris. I love you so deep. Begitulah pesan singkat yang kukirimkan kepadanya.

Aku tidak ingin melakukan apa pun selain menunggu pesan darimu. Aku mengisi waktu dengan menghitung jumlah kelopak bunga bugenvil putih di halaman rumahku. Dan saat aku sampai pada hitungan ke-95, sebuah notifikasi masuk ke fesbukku.

Oh, I was little bit busy, Rose. Yeah, I love you too. Sorry, I got to go. Bye. :)

Meski isi pesanmu sangat singkat, itu saja sudah cukup membuatku tersenyum lagi. Kamu bilang kamu mencintaiku. Ah, bahagia sekali rasanya! Kamu masih mencintaiku. Hanya tiga kata. Tiga untuk membuatku (lagi-lagi) memberikan segalanya. Tiga untuk memberiku luka baru. Tiga untuk membuatku kembali terjebak. Aku benci! Aku ingin keluar dari permainan ini. Tapi aku mampu. Aku tak memiliki kekuatan super layaknya superman.

Aku terjatuh lagi. Luka-luka itu semakin menyebar dan bertambah merah. Rasanya perih sekali. Seolah seluruh tubuhmu terbakar. Dan kali ini aku pasrah dan ingin menikmatinya saja. Kuresapi dengan penuh rindu luka-luka itu. Kubuat diriku menjadi seorang pecandu luka-luka buatanmu. Pecandu yang tak akan pernah sembuh. Meski segala terapi sudah dicoba untuk mengobati canduku.

*special made for Joshie

1 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Backstreet Boys - As Long As You Love Me